Siapa Dapat Mengetahui Nasib Seseorang?



Leemindo.com Kembali membaca dan ingin membagikan apa yang saya baca, maka pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan kembali kisah inspiratif ini. Kisah berikut ini memberikan pelajaran kepada kita, bahwa sebagai manusia, kewajiban kita hanyalah berusaha dan berdoa. Takdir dan akhir cerita hidup ini, Allah-lah yang menentukan.

Setiap takdir memiliki jalan yang sangat tidak terduga, karena memang semua penuh akan misteri. Sebagai manusia, kewajiban kita hanyalah mengupayakan apa yang bisa kita lakukan sebaik-baiknya dengan cara yang benar. berikut merupakan sebuah kisah yang mungkin bisa menggambarkan kepada kita tentang misteri akan sebuah takdir.


Konon dahulu kala ada seorang petani yang mempunyai seorang anak dan seekor kuda. Suatu hari, kuda petani itu melarikan diri. Para tetangganya menghibur agar si petani tidak bersedih.

Mereka berkata, “Alangkah malang nasibmu, kudamu melarikan diri!”

Si petani menjawab, “Siapa dapat mengetahui nasib seorang, malang atau mujur.”

“Tentu saja itu adalah nasibmu yang malang,” kata para tetangganya.

Seminggu kemudian, kuda petani itu pulang diikuti 20 ekor kuda liar.

Para tetangganya datang untuk memberi selamat, “Alangkah mujurnya nasibmu, kudamu telah pulang, bahkan membawa 20 kuda lain.”

Si petani berkata, “Siapa dapat mengetahui nasib seseorang, malang atau mujur.”

Hari berikutnya, anak si petani menunggang salah satu kuda liar tersebut. Ia terjatuh dari kuda dan patah kakinya.

Para tetangganya datang menghibur. Mereka berkata, “Alangkah malang nasibmu.”

Petani itu berkata, “Siapa dapat mengetahui nasib seseorang, malang atau mujur.”

Sebagian dari tetangga mulai jengkel lalu mereka berkata, “Tentu saja itu suatu kemalangan, dasar orang tua b*doh!”

Seminggu kemudian, sepasukan tentara datang ke desa itu, mendaftar semua pemuda yang layak untuk diterjunkan dalam medan perang yang letaknya sangat jauh dari desa. Anak si petani yang patah kakinya tidak didaftar.

Para tetangga datang untuk mengucapkan selamat, “Alangkah mujurnya nasib anakmu. Ia tidak masuk dalam daftar wajib militer.”

Si petani kembali berkata “Siapa dapat mengetahui kemujuran seseorang?!”

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah: 216)

Author Unknown
Sumber: Hikmah dari Seberang (Penulis: Drs. Abu Abdillah Al-Husainy)

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

"Komentar yang baik akan menunjukkan pribadi yang baik pula."

Terima kasih telah berkunjung dan membaca tulisan ini. Bantu SHARE yaa jika berkenan. Silahkan centang beri tahu saya untuk berinteraksi lebih lanjut di kolom komentar.

Salam hangat,
Leemindo.com