Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Telah sampai waktu untuk beristirahat tenang kepada si mungil Fathir Putra Ramadhan setelah kurang lebih seminggu bertahan dengan bantuan alat-alat medis. Si kecil yang mengalami keracunan air ketuban ini adalah anak pertama dari pasangan sahabat kami di komunitas FC Bayern Fan Indonesia (FCBFI) Regional West Borneo (BWB), Arie Kurniawan dan Veronica Titin. Besar harapan kebahagiaan untuk terus melihat perjalanan hidup anak sulungnya ini. Namun Allah berkehendak lain. Ia hanya menemani selama seminggu, dengan melewati masa-masa kritisnya.

Kepergian Fathir bukanlah akhir dari segalanya untuk kami semua yang melewati masa-masa kebersamaan berkolaborasi memberikan hal terbaik untuknya. Kerja keras rekan-rekan FCBFI menjadi motivasi tersendiri bagi keluarga untuk tetap yakin akan kebaikan yang dilimpahkan kepada si kecil ini.

Atas nama keluarga besar FC Bayern Fan Indonesia Bavarian West Borneo, kami menyampaikan ribuan terima kasih bagi rekan-rekan yang telah membantu dalam bentuk apapun demi melihat si kecil berjuang untuk bertahan hidup. Insya Allah akan mendapat balasan dari segala kebaikan yang kalian berikan kepadanya dari Allah SWT. Aamiin yaa Rabbal ‘Alamiin..

Saya masih mengingat momen pahit saat terpelanting dari motor ketika “gelasan” layangan tersangkut di leher saya pada 2005 lalu. Pagar besi rumah orang pun tumbang ketika kepala saya membenturnya. Kulit leher yang menganga akibat gesekan benang tajam itu terasa perih hingga berhari-hari. Masih beruntung bagi saya hanya beberapa milimeter dalamnya kulit yang terluka akibat kejadian itu.

Setelah kejadian itu, saya pun sangat waspada dan sedikit trauma jika ada orang bermain layangan di lokasi ramai penduduk berkendara. Beberapa tahun setelah itu, salah satu teman saya, siswi salah satu SMA Negeri di Pontianak tewas setelah tersangkut tali layangan ketika pulang menuju Sungai Kakap. Ia masih bisa bertahan beberapa menit dengan memegang leher yang penuh darah itu sambil berkendara hingga nyawanya tak tertolong dan tumbang di salah satu rumah warga ketika mencari pertolongan.

Entah apa reaksi pemerintah saat itu ketika banyaknya korban berjatuhan akibat layangan. Walaupun razia layangan pun gencar dilakukan, tapi sepertinya hanya formalitas saja, tidak berkelanjutan. Buktinya, hingga 10 tahun ke depan (saat ini) masih saja banyak layangan yang terlihat di langit Pontianak.

Dan lagi-lagi memakan korban. Saya menerima broadcast dari BBM yang isinya tentang seorang bocah 12 tahun tewas kesetrum listrik setelah memegang tali layangan yang dikejarnya pada 14 Juni 2016 lalu di kawasan Gg. Belibis.

Bukanlah hal yang pertama untuk pelajaran berharga bagi Pemerintah Kota Pontianak. Kami sebagai masyarakat sangat berharap gesitnya pemkot untuk mengatasi masalah ini. Jika sudah menyangkut ke masalah keselamatan warga, hal ini wajib dilakukan segera. Pemkot maupun masyarakat harus gesit untuk menertibkan permainan layangan yang membahayakan banyak orang ini. Dimulai dari lingkungan dengan tidak memberikan izin kepada anak, saudara atau tetangga ketika ingin bermain layangan.

Buah hati adalah rezeki yang tak terhingga yang diberikan oleh Allah SWT. Hal yang membuat kita terus berucap syukur ketika dapat melihatnya lahir ke dunia, yang telah siap menjalani segala sisi kehidupan. Sebagai orangtua, sudah kewajibannya untuk saling menjaga, mendidik dengan kasih sayang hingga kita tak mampu lagi melihatnya.

7 Juni 2016, sahabat kami Arie Kurniawan Saputra dikaruniai anak pertamanya yang diberi nama Fathir Putra Ramadhan. Ia lahir dengan berat 2700 gr dan panjang 52 cm dengan masa kandungan 10 bulan. Karena hal tersebut, si bayi mengalami keracunan air ketuban yang menyebabkan ia belum bergerak dan menangis hingga saat ini.

Saat ini pertumbuhan warung kopi atau kafe di Pontianak begitu pesat. Jalanan kota dibuat merayap nan padat.

Anak muda hingga yang tua memiliki banyak pilihan untuk bercanda ria. Pusat keramaian pun bisa berpindah-pindah bahkan ke pinggiran kota.

Anda tinggal memilih dimana akan bersantai. Mulai dari yang sedikit penghuni sampai yang begitu ramai.

Ada yang suka bertukar informasi, atau sekedar basa basi. Ada pula yang bertemu relasi, berbicara bisnis dari recehan hingga ratusan jeti. Bahkan ada yang ingin menyampaikan perasaan hati, kepada kekasih yang selalu berada dalam mimpi.
Dari sekian banyak kegiatan yang saya lakukan di warung kopi, rata-rata saya hanya ingin mencari inspirasi. Pastinya memilih tempat yang agak menepi. Apalagi jika ada tulisan free wifi, maka akan menjadi destinasi, ditemani laptop dengan ayunan jari jemari.

Mencari tempat untuk ngobrol asik tanpa diselingi rasa berisik, yang menarik, kendaraan pun aman tanpa perasaan panik.

Hari ini lumayan menguras pikiran, membuat kata-kata yang memiliki kesamaan akhiran.

Sempat berpikir apakah saya menulis cerita, prosa atau pantun jenaka. Tapi tidak ada kalimat yang membuktikan saya bercanda atau kata Hahaha.

Saat ini saya berada di sebuah tempat, dengan segelas kopi susu hangat, sambil berhadapan dengan kerabat, berdiskusi seperti halnya orang-orang hebat. Padahal kami bukanlah sekumpulan pejabat, hanya sekedar berbagi pengalaman antar sahabat. Bersendau gurau melepas penat dalam kegiatan yang lumayan padat.

TripleOne Kafe, tempat yang lumayan oke dan tidak membuat kantong anda kere.

Dari yang berat atau sekedar minuman ringan, anda tinggal memesan dan dalam waktu sekejap sudah siap dihidangkan.

Tempat yang cukup lapang membuat anda nyaman untuk memilih ruang. Anda tinggal menyesuaikan ingin di tempat terang atau di halaman luar yang agak remang.

Yuk mari ke Gg. Eka Jaya di Podomoro jika ingin mengagendakan kopi darat hingga rapat seperti pejabat bahkan konglomerat, tempatnya cukup tepat untuk kantong semua lapisan masyarakat, berdiskusi tanpa rasa penat, dengan suasana lebih merakyat, hidangan enak yang tetap membuat anda bisa berhemat.

Agenda santai malam ini pun sudah selesai, cukup menguras pikiran membuat tulisan yang terurai, bercerita tentang sebuah tempat nyaman untuk bersantai.

Saya bukanlah orang yang puitis. Ini hanya sekedar kemauan untuk belajar menulis. Siapa tahu keesokan hari bisa menulis dengan kata-kata romantis dipenuhi gombalan-gombalan manis sehingga pembaca pun akhirnya tersenyum tipis.

Saatnya pulang untuk beristirahat, mari agendakan kembali kapan waktu yang tepat, bersantai menghilangkan penat, dengan keadaan yang Insya Allah sehat wal afiat.

TripleOne Kafe, 8-9 Juni 2016, dimulai Pkl. 20.30 WIB dan selesai pada 00.03 WIB, agenda nongkrong bersama 2 penulis hebat nan berbakat, Nano L. Basuki & Shella Rimang.