Hari Kedua #MenduniakanMadura: Menghirup Udara Segar di Gili Iyang, Pulau dengan Oksigen Tertinggi ke-2 di Dunia


Leemindo.com Hari Kedua #MenduniakanMadura #JejakBPWS: 23 November 2016. Pagi hari ini kami menyempatkan diri bermain di Pantai Nepa. Beberapa orang terlihat masih mencari spot-spot indah untuk kepentingan akun instagram-nya. Huehuehue.. Setelah semua peserta bergiliran mandi dan sarapan, kami bersiap meninggalkan Nepa untuk menuju ke Gili Iyang. Yeayy! Gili Iyang ini pulau dengan kadar oksigen tertinggi nomor 2 di dunia lho!!

Dalam perjalanan, kami melewati beberapa tempat eksotis lainnya. Kami singgah sebentar untuk melihat Air Terjun Toroan yang terletak di Desa Ketapang Daya, Kabupaten Sampang. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Pelabuhan Pasongsongan untuk melihat produk unggulan ikan segar sebelum menyeberang ke Gili Iyang.

 
Merasakan air di Toroan, tapi yang kecil. Hahaha - Di Pelabuhan Pasongsongan

Kami menyeberang menggunakan perahu bermesin (di Pontianak kami menyebutnya klotok, nggak tau Mas Anang dan Mas Dhani nyebutnya apa..). Kurang lebih 30 menit, kami pun sampai. 

Suasana di Perahu. Foto by: Radit Mananta
Dorkas, Transportasi di Gili Iyang
Sesampainya di Gili Iyang, kami disambut dengan transportasi Dorkas (kendaraan bermotor yang memiliki tiga roda dengan gerobak di bagian belakangnya. Ini lho, yang salah satu merk namanya T*ssa. Huehehehe...)

Di tempat ini rasanya nggak mau kemana-mana. Maunya tidur aja. Halah! Soalnya tempatnya memang cocok untuk menenangkan pikiran. Adem, kayak kamuu.. iya kamu..

Siang harinya setelah beristirahat sejenak, kami menuju ke sebuah rumah (sebatas ingatan saya, ini adalah rumah si juru kunci Ropet) untuk makan siang. Saya menjadi rombongan pertama yang dijemput dorkas untuk kesana. Namun apa mau dikata, alih-alih makan duluan, kami malah makan belakangan dan hampir tidak kebagian. Si supir dorkas malah membawa kami ke pantai Ropet. Hmmm.. (ini nih yang buat saya emosi dan memberi rating bintang 1 di Tr*ve*oka untuk supir dorkasnya. HAHAHAHAHA....)  

Setelah makan siang, kami menuju ke Gua Mahakarya. Wow.. Emejing. Ternyata Gua-nya gelap. Ya iyalah.. Hhhhhh.. Untung saja saya membawa ASUS Zenpower Ultra 20100 mAh yang ada senternya. Endorse dalam kesempitan dulu. Hahahaha.
 
Foto by: Instagram @Halimsantoso
Kami masuk dengan merunduk, disarankan untuk berhati-hati karena pintu masuknya kecil dan lumayan rendah. Di bagian atas banyak stalaktik maupun stalakmit tajam yang berbahaya jika mengenai kepala. Kami mengunjungi beberapa ruang di dalam gua ini. Beberapa stalaktik dan stalakmit terlihat aktif karena masih menunjukkan tetesan-tetesan air.

Saya juga menemukan beberapa bagian dinding gua yang berkilau ketika disinari oleh lampu senter. Wiih keren. Setelah puas berkeliling dan mengambil beberapa gambar maupun video, kami pun keluar dan bersiap kembali ke homestay untuk aktivitas selanjutnya.

Di pulau dengan kadar oksigen tertinggi kedua di dunia ini, BPWS banyak membangun infrastruktur seperti paving, homestay dan SPAM (Sarana dan Prasarana Air Minum). Namun untuk sumber listrik, Gili Iyang masih memanfaatkan solar cell yang mana tenaga listriknya hanya bisa dinikmati ketika malam hari hingga menjelang pagi. Ini membuat sumber colokan di homestay disesaki berbagai tipe merk smartphone dan powerbank yang berserakan dimana-mana.

Foto by: Instagram @prianggablogger
Pada malam hari, sebenarnya kami memiliki agenda untuk berdiskusi dengan warga dan tokoh masyarakat setempat. Namun karena sesuatu dan lain hal, sarasehan itu batal dilaksanakan. Dengan batalnya agenda tadi, kami manfaatkan waktu luang tersebut untuk berdiskusi sesama blogger. Setelah makan malam, kami bertukar pikiran, berbagi pengalaman hingga hal-hal yang intim (gosip-gosipnya di homestay cewek-cewek katanya begitu bahasannya. Hahaha..)

Malam itu saya banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman baru dari cerita teman-teman blogger kota lain. Meskipun tidur berjejer dengan rombongan Pontianak, ada 1 orang yang nyempil diantara kami. Namanya Muhammad Ali Mudzofar (atau yang lebih dikenal dengan panggilan Dzofar a.k.a Ndop). Ia salah satu vectorer yang sangat terkenal (di keluarganya sendiri. wkwkwk..). Ia adalah blogger asal Nganjuk, Jawa Timur.

Hari sudah hampir berganti. Pembicaraan bersama sang vectoria jenaka pun sudah makin tidak karuan dan mata tersisa 5 watt. Sayang sekali saya melewatkan untuk merasakan hirupan oksigen yang begitu segar di pulau ini. Kita bisa menikmati mandi oksigen tersebut pada pukul 01.00 WIB hingga menjelang pagi. Pada jam tersebut, kami malah molor. Panitianya yang salah sih, kenapa tidak membangunkan kami untuk sahur oksigen malam itu. Kelewat imsak deh jadinya. Saya pun baru tahu tentang mandi oksigen pada dini hari itu pas keesokan harinya dari Mas Alam. Hmmmm.. *jewer panitianya* 

Setelah sholat subuh berjamaah, aktivitas rutin pun dimulai. Apa itu? Rebutan kamar mandi. Jreng.. jreeenngg... Tidak terasa ini sudah masuk hari ketiga dalam #menduniakanmadura bersama Blogger Indonesia dan Plat-M. Untuk itu, cerita ini pun .....

bersambung....

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

"Komentar yang baik akan menunjukkan pribadi yang baik pula."

Terima kasih telah berkunjung dan membaca tulisan ini. Bantu SHARE yaa jika berkenan. Silahkan centang beri tahu saya untuk berinteraksi lebih lanjut di kolom komentar.

Salam hangat,
Leemindo.com