Hari Pertama #MenduniakanMadura: Menelusuri Pembangunan BPWS hingga ke Pantai dan Hutan Kera Nepa


Leemindo.com Hari Pertama #MenduniakanMadura #JejakBPWS: 22 November 2016. Setelah bermalam di Surabaya, kami akan memulai perjalanan ke Madura. Dijemput oleh panitia sekitar pukul 9 pagi, kami terlebih dahulu berkumpul bersama rombongan dari kota lainnya di Kantor BPWS.
Blogger Pontianak: MF Abdullah, Edo Pradana, Dwi Wahyudi, Radit Mananta, Priangga - Photo by: Priangga

Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) merupakan suatu upaya untuk mempercepat pengembangan wilayah Suramadu. Wilayah Surabaya Madura, atau lebih dikenal dengan nama Suramadu, pasca selesai dibangunnya Jembatan Suramadu pada 2009 silam, meliputi kota kota Surabaya dan dan keempat kabupaten di Pulau Madura, yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

Badan Pengembangan Wilayah Suramadu dibentuk melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 27 Tahun 2008 tentang Badan Pengembangan Wilayah Surabaya – Madura yang terakhir disempurnakan dengan perpres nomor 23 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2008 tentang Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura. Dengan adanya percepatan pengembangan wilayah Suramadu diharapkan ketidakseimbangan antara wilayah Surabaya dengan Pulau Madura dapat diatasi dan pengembangan potensi unggulan Madura dapat dikembangkan secara optimal sehingga pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura dapat tumbuh berkembang lebih cepat.

Beberapa peserta masih dalam perjalanan menuju Kantor BPWS. Acara pembukaan #MenduniakanMadura dilaksanakan di sini. Saya yang kebetulan tidak mengikuti seremoni pembukaan, diajak untuk mengunjungi kaki Suramadu wilayah Surabaya bersama beberapa blogger yang masih stay di dalam bus. Beberapa menit tersebut dimanfaatkan oleh kami untuk mengabadikan momen berada di bawah kaki Suramadu tersebut. Gak eksis yaa gak gaul. Hahahaha.

Photo by: Instagram @Atanasia_Rian
Setelah kembali ke kantor BPWS dan ishoma beberapa menit, kami bersiap menuju ke Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu. Cusssssssss Pak!!
Jembatan Surabaya – Madura atau lebih dikenal dengan sebutan Suramadu menghubungkan Pulau Jawa (di Kota Surabaya) dan Pulau Madura (di Kota Bangkalan). Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang 5.438 M. Pembangunan Jembatan Suramadu dimulai pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009.

Pembangunan Suramadu bertujuan untuk meningkatkan perekonomian Pulau Madura sehingga akan mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk di sana dan akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kawasan untuk menyeimbangkan antara Madura dan Jawa Timur.

Tempat pertama yang kami kunjungi setelah melewati Suramadu adalah KKJSM (Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura) yang masih dalam proses pembangunan di Kecamatan Labang, Bangkalan. Untuk tahap awal, BPWS membangun akses jalan masuk terlebih dahulu. Nantinya di sini akan ada jaringan perhubungan mulai dari jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. Selain itu, juga akan dibangun kawasan lindung seperti sempadan pantai, ruang terbuka hijau, kawasan industri, wisata, perdagangan dan jasa, pemukiman dan Rest Area. Rest area ini diharapkan salah satunya berfungsi untuk para pedagang yang bersliweran di tepi jalan memiliki tempat lebih aman dan nyaman untuk dikunjungi dan legal tentunya! Masih banyak lagi yang akan dibangun di sini mengingat luasnya hingga 600 hektar. Wow!! Keren banget..

Kawasan Kaki Jembatan Sisi Madura yang masih dalam proses pembangunan
Dari KKJSM, kami menuju ke Klampis untuk melihat rencana pembangunan KKM di sana. Kawasan Khusus Madura (KKM) yang direncanakan sebagai kawasan industri dan pergudangan pendukung pengembangan peti kemas di Tanjung Bulu Pandan. Di kawasan KKM akan dikembangkan kawasan permukiman padat, sedang ataupun rendah, pergudangan, industri, fasilitas umum, dan perkantoran. Di dalamnya juga akan ada jaringan perhubungan seperti arteri, jalan kolektor dan jalan lokal. 
BPWS ingin mempromosikan rencana pembangunan KKM, KKJSM dan produk unggulan di Madura kepada Dunia. Acara Famstrip bersama 50 blogger nasional ini adalah bentuk upaya serius BPWS mempromosikan KKM, KKJSM dan produk unggulan di Madura ke dunia luar melalui media blog dan sosial media.
Rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang. Setelah beristirahat sejenak, kami mengunjungi Pantai dan Hutan Kera Nepa yang letaknya tidak jauh dari homestay.

Pantai Nepa adalah salah satu pantai yang masih begitu alami yang belum tersentuh oleh tangan-tangan jahil manusia. Hamparan pasirnya begitu luas dan nyaman dilihat oleh mata. Saya menemukan beberapa sampah di pantai ini. Sampah tersebut berasal dari tengah laut yang menepi akibat dorongan ombak ke tepian.

Photo by: dzofar.com
Tak jauh dari pantai ini, Anda bisa melihat beberapa kumpulan monyet yang muncul dari dalam lokasi Hutan Kera Nepa. Kami memasuki hutan ini dengan disambut belasan kera. Pastinya ada rasa takut juga sih. Panitia juga menyarankan untuk berhati-hati ketika mengambil gambar dengan smartphone atau kamera. Kera ini bisa saja dengan cepat merampas barang bawaan kita. Nah lho dibegal kera. Hahahaha.


Photo by: Instagram @apriej
Disaat perjalanan keluar dari hutan, saya dan Mas Firmansyah sempat dikejar oleh salah satu kera. Huasemm, ngeri-ngeri tegang juga. Ini tidak lain karena ulah si Ndop yang kegirangan ketemu teman lamanya. Huahaha. *ketawa girang*. Kami juga tidak lupa mengingatkan kepada siapa saja yang berkunjung kesini untuk dapat berperilaku baik serta melindungi keasrian lokasi pantai dan hutan ini. Yaaa, setidaknya tidak membuang sampah sembarangan dan jangan membawa pulang kera nya buat dijadikan gantungan kunci atau hiasan di kamar. Xixixixi..

Kami bermalam di sini dengan suasana sejuk angin pantai Nepa. Setelah rebutan mandi dan makan malam, kami berdiskusi (sarasehan) dengan Kepala Desa Batioh, Bpk H. Su’ud Ali, SH, Bappeda Sampang dan perwakilan dari BPWS membahas tentang potensi wisata yang bisa diangkat di daerah ini dimana salah duanya yaa pantai dan hutan kera Nepa yang kami kunjungi sore hari tadi. Kedua tempat ini harus terus dilestarikan sebagai daya tarik wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung ke sini. Namun saat ini masih terkendala beberapa hal seperti masih kurangnya kesadaran masyarakat setempat untuk menjaga maupun mengembangkan potensi yang sangat banyak ini.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

"Komentar yang baik akan menunjukkan pribadi yang baik pula."

Terima kasih telah berkunjung dan membaca tulisan ini. Bantu SHARE yaa jika berkenan. Silahkan centang beri tahu saya untuk berinteraksi lebih lanjut di kolom komentar.

Salam hangat,
Leemindo.com