Kemenkes RI Ajak Blogger Pontianak Mengkampanyekan STOP Merokok


Merokok merupakan salah satu penyebab utama kematian penyakit tidak menular yang bisa kita cegah dengan melindungi generasi muda dari paparan asap rokok secara dini. Oleh karena itu, penggunaan tembakau dalam segala bentuknya akan menghasilkan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan penanganan secara prioritas. Lebih lanjut, penyakit yang terkait dengan rokok merupakan beban terbesar dari BPJS yaitu sebesar 30% dihabiskan untuk membiayai penyakit tidak menular (PTM) yang terkait dengan rokok. Selain itu, World Economic Forum tahun 2015 mengestimasi Indonesia berpotensi kehilangan sedikitnya US 4.47 Triliun akibat PTM.

Leemindo.com Tadi pagi (23/12), Kemenkes RI mengadakan acara Temu Blogger Kesehatan dengan tema Menuju Indonesia Sehat di Ruangan Meranti Hotel Mercure, Pontianak. Acara ini turut dihadiri oleh Bpk. H. Sutarmidji, SH., M.Hum (Wali Kota Pontianak), Bpk. Andy Jap (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat), Ibu Lily S. Sulistiowaty (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular), Bpk. Sidiq Handanu Widyono (Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak), Bpk. Drg. Oscar Primadi, MPH (Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat) serta 30 peserta dari Buda’ Blogger (Komunitas Blogger Pontianak).

Bpk. H. Sutarmidji, SH., M.Hum yang pada kesempatan ini juga sebagai pemateri menceritakan mengenai jajaran pemerintahannya yang merokok. Menurutnya, merokok membuat para jajarannya tidak efektif dalam bekerja. Ia membutuhkan orang yang bekerja secara efektif setiap hari selama 7 jam. Aktivitas merokok akan membuang waktu mereka saja yang keluar masuk ruangan hanya untuk menghabiskan rokoknya.


“Semue pejabat di jajaran Kote Pontianak saye suroh mileh, mau rokok atau jabatan. Akhernye rate-rate mereke mileh jabatannye. Malah ade yang minta dibuatkan ruangan khusus merokok. Oo ndak akan saye buatkan. Terserah kalo mereke mau merokok di ruangannye, tapi asapnye jangan dibagi-bagi ke orang laen,” ujar Bang Midji.

Bpk. Andy Jap yang merupakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, sangat mengapresiasi dengan kegiatan Temu Blogger yang dibuat Kemenkes RI ini. Pada kesempatan ini beliau mengajak Buda’ Blogger untuk mengembangkan bakat menulisnya dan menjadi “provokator” di bidang kesehatan. Kami diajak menyampaikan hal-hal yang baik ke masyarakat melalui blog untuk gerakan masyarakat hidup sehat yang salah satunya adalah kampanye stop merokok. Ia juga memberikan apresiasi untuk Wali Kota Pontianak yang telah banyak memberikan peningkatan IPM khususnya kesehatan Kota Pontianak. yang mana selama masa kepemimpinan Bang Midji, ia mengatakan pada tahun 2007 berada di posisi 125, namun berkat “tangan besinya”, Kota Pontianak melesat ke peringkat 23 di tahun 2013.

Sesi terakhir disampaikan oleh Ibu Lily S. Sulistiowaty (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular) dengan tema Indonesia Darurat Rokok. Ibu Lily mengatakan, tahun 2035 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia produktif lebih besar dibandingkan dengan usia anak dan Lansia sehingga akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan jumlah perokok anak akan menjadikan bencana demografi. Hal ini dikarenakan mereka yang saat ini berusia anak usia sekolah dan remaja bila sudah merokok, maka pada tahun 2035 maka akan menjadi masalah.

MATERI LENGKAP TENTANG INDONESIA DARURAT ROKOK DAPAT DILIHAT DI SINI:

 
Pengendalian tembakau di Indonesia begitu mendesak dan selayaknya menjadi upaya bersama masyarakat, karena tanggung jawabnya ini melibatkan lintas sektor. Indonesia sendiri adalah satu diantara 5 negara produsen tembakau terbesar di dunia yang menyumbang pada produksi sebanyak 7,5 ton tembakau bagi konsumsi global setiap tahunnya. Dengan memperkuat upaya pengendalian tembakau, dapat mencegah anak-anak maupun remaja untuk memulai merokok. Masyarakat, termasuk kalangan menengah ke bawah pun seharusnya tak mendapat kemudahan akses terhadap rokok. Hal ini dikarenakan, banyak masyarakat kurang mampu yang menjadi konsumen rokok, yang seharusnya uang tersebut digunakan untuk membeli makanan sehat.

WHO menyebutkan Indonesia menempati urutan ketiga dunia dalam hal konsumsi merokok. Di Indonesia jumlah perokok mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari data Riskesdas 2013, Perilaku merokok penduduk 15 tahun keatas cenderung terus meningkat dari 34,2 persen tahun 2007 menjadi 36,3 persen pada tahun 2013 yang merata di seluruh provinsi. Selain itu berdasarkan data yang sama, 61% dari total kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular yakni, Kardiovaskular, Kanker, Diabetes, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 Indonesia menunjukkan, prevalensi perokok anak usia 13-15 tahun sebesar 20,3% dan yang terpapar asap rokok di rumah sebesar 57,3%. Selanjutnya, 60,7% melihat iklan promosi rokok di toko dan 62,7% melihat perokok di TV, video atau film serta 7,9% pernah ditawari rokok oleh sales. Namun dilain pihak, 70,1% melihat pesan berhenti merokok/ anti merokok di media dan 71,3% berfikir untuk berhenti merokok karena Peringatan Kesehatan Bergambar.

Setelah materi, kami diajak untuk senam sehat bersama. Para blogger yang bertahun-tahun tidak pernah senam pun diajak untuk bergerak. Alhasil, gerakan kami kacau balau. Hahahaha. Maya Atika, salah satu peserta mendapatkan bingkisan hasil “candid” panitia ketika senam berlangsung. Ada pula pembagian beberapa bingkisan kepada blogger dari hasil twit yaitu @honeylizious, @rizqyprasitha dan @dj_radit. Hashtag #STOPmerokok berhasil menjadi peringkat 4 Trending Topic di twitter hasil cuitan seluruh peserta sepanjang acara.


Kita kadang tidak menyadari akan bahayanya merokok. Banyak pula yang tidak terima ketika dijelaskan tentang bahayanya merokok. "Merokok mati, tidak merokok juga bakalan mati". Kalimat ini sering dijadikan bahan pembelaan mereka kepada kita. Namun satu hal yang pasti, mengkonsumsi yang tidak baik ke dalam tubuh kita adalah upaya untuk mencelakakan diri sendiri secara bertahap. Jika kita tidak menyukai ketika melihat anak istri kita merokok karena alasan bahwa merokok itu tidak baik bagi mereka, kenapa kita masih melakukannya? Mari hidup sehat. Bangunlah lingkungan sehat untuk kita dan keluarga. Segala sesuatu memiliki proses, dan tidak ada yang tidak mungkin selama kita yakin dapat menghentikannya.

“Ngajak orang berenti merokok tu emang susah. Kadang jadi masalah antare dua belah pihak. Tapi, ketike mereke udah benar-benar berenti, dengan sendirinye mereke malah akan berterima kaseh same kite.”
- Bang Midji -



Sumber Foto: Kaharsan & Awallokita Mayangsari
Sumber Referensi Tulisan:
  • Tribun Pontianak
  • http://sehatnegeriku.kemkes.go.id

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

"Komentar yang baik akan menunjukkan pribadi yang baik pula."

Terima kasih telah berkunjung dan membaca tulisan ini. Bantu SHARE yaa jika berkenan. Silahkan centang beri tahu saya untuk berinteraksi lebih lanjut di kolom komentar.

Salam hangat,
Leemindo.com