Menemukan Kembali Tradisi di Rumah Ide Kampung Wisata Mendawai


Leemindo.com Kota Pontianak tak punya gunung, pantai maupun air terjun. Tak ada tempat untuk didaki selain gedung-gedung tinggi perkantoran, swalayan dan hotel. Pernahkan melihat gedung-gedung tinggi itu didaki selain karyawan dari gedung tersebut yang membersihkan kaca atau mengecat dindingnya?

Hahaha.

Ini tanah kelahiran saya. Sedari kecil hingga saat ini, masih di sini.

Meskipun alam kami tak memiliki itu semua, kami punya cerita tersendiri yang membuat kecintaan terhadap Kota Khatulistiwa ini tak pernah pudar. Ada tradisi, keanekaragaman masyarakat dan tentu masa-masa indah di kala kecil dulu. 

Dulu, sungguh banyak permainan yang bisa menjadi ajang pertaruhan gengsi antar gang. Kami tak mau kalah dalam pertandingan turboplas (Turnamen Bola Plastik) jika berhadapan dengan gang/ komplek sebelah. Hadiahnya? Tak ada. Hanya kesenangan yang dibawa pulang meskipun tak jarang kaki, tangan dan jari-jari kami terkilir demi mempertahankan gengsi tadi.

Kini, kita sudah tak sering lagi melihat permainan bola plastik, guli (kelereng), lak kocan (dakocan), kejar benteng dan permainan-permainan tradisional lainnya. Semua sudah berada dalam dunia smartphone dengan jari-jemari yang bergerak diiringi fokusnya pandangan melihat layar.
“Mengenalkan dan mempertahankan budaya itu penting, supaya manusia bisa mengenal dirinya sendiri dan lebih saling menghargai, dan sebagainya.”
Maisie Junardy, Man's Defender
Dimana kita akan menemukan barang-barang itu lagi?

Akademi Ide Kalimantan saat ini mengembangkan sebuah kawasan untuk menggali kembali budaya, tradisi yang dulunya sering kita lakukan namun sudah asing untuk ditemui di zaman teknologi yang semakin berkembang ini. Tepat di tepian sungai Kapuas, sebuah rumah yang dinamai Rumah Ide, akan menjadi basecamp kegiatan di Kampung Wisata Mendawai tersebut.

Kampung Wisata ini tentu berlokasi di kawasan Mendawai (Kelurahan Bansir Laut). Kita bisa melalui Gang H. Salmah yang berada tepat di samping kanan Sekolah Swasta Islamiyah (Jln. Imam Bonjol) masuk ke dalam belok kiri, lalu ke arah sungai.

Di sini (Rumah Ide), kita akan menemukan guli (kelereng), lak (dakocan), gasing, ketapel, dan lainnya. Alat permainan anak-anak pada 90'-an ini sudah sangat sulit dicari di pasaran. Beberapa koleksi adalah hasil sumbangan dari donatur yang kebetulan masih menyimpannya.

Saya dan tim mencoba bernostalgia dengan permainan karambol. Permainan yang dulunya suka jadi bahan kemarahan ibu/ kakak kita karena bedak atau tepungnya kita "curi" untuk melicinkan papan. Yang pernah melakukan pencurian semacam ini, hayo ngaku!



Rumah Ide yang disewa atas dukungan donatur ini berfungsi sebagai galeri permainan tradisional. Selain itu, juga menjadi toko oleh-oleh lokal atau galeri produk UMKM. Galeri Rumah Ide dibuka setiap hari. Pengunjung bisa datang siang maupun malam baik untuk sekadar jalan-jalan atau bermain permainan tradisional.

Di kawasan ini juga ada pengrajin caping dimana hasil karya mereka dipajang di Rumah Ide untuk dijual. Kawasan ini akan terus dikembangkan sekaligus menggali potensi masyarakat sekitar. Dengan demikian, hadirnya Rumah Ide berdampak baik terhadap perekonomian warga di sini.


Nah, selain menyediakan beragam permainan tradisional, caping, wisata air dengan sampan, di sini kita juga disuguhkan dengan sajian khas Kota Pontianak.

Paket Wisata Saprahan Melayu Kampung Mendawai (Asam Pedas)
1 Paket (porsi 5 orang) Rp 250.000

Makanan Berat:
1. Nasi
2. Ikan Asam Pedas
3. Sayok Keladi
4. Ikan asin
5. Sambal belacan
6. Tambahan ayam goreng 2 potong (untuk mengantisipasi tamu yang tidak makan ikan)

Buah Lokal 2 Jenis

Minuman:
Air Putih
Air Serbat

*) Paket Saprahan ini dapat dipesan sehari sebelum berkunjung.



Beny Than Heri, relawan yang juga Koordinator Program Pengembangan Kampung KREATIF Mendawai ini menjelaskan tentang proses dan rencana pengembangan ke depannya. Tim akan terus mempercantik kawasan menjadi lebih bersih, tertata rapi, asri dan estetik, hingga melakukan proses pengorganisasian potensi yang ada menjadi paket-paket wisata yang bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Ia dan tim juga berkomitmen untuk terus mengembangkan sumber daya yang ada sehingga kampung yang KREATIF berbasis wisata bisa terwujud, terlebih kawasan ini didukung penuh oleh Camat Pontianak Tenggara, Hj. Rendrayani, S.STP.,M.Si.

Kalian punya "bekas" alat permainan tradisional era 90-an? Yuk, sumbangkan ke sini untuk menjadi aset sejarah yang akan terjaga di Rumah Ide!

CONVERSATION

1 komentar:

"Komentar yang baik akan menunjukkan pribadi yang baik pula."

Terima kasih telah berkunjung dan membaca tulisan ini. Bantu SHARE yaa jika berkenan. Silahkan centang beri tahu saya untuk berinteraksi lebih lanjut di kolom komentar.

Salam hangat,
Leemindo.com