Pada
suatu ketika di lingkungan pertapaan, seorang pertapa muda sedang berjalan-jalan
pagi. Ketika ia melewati sebuah sungai, ia melihat seekor kepiting tengah
berjuang melawan arus. Kepiting tersebut timbul tenggelam berjuang untuk
menyeberangi sungai kelihatannya.
Tergerak
oleh belas kasihan, petapa muda itu menjulurkan jarinya untuk menolong si
kepiting. Bukannya malah naik, si kepiting malah menjepit tangan si petapa
muda. Petapa itu kesakitan, namun ia membiarkan si kepiting melakukanya sembari
membawanya ke pinggir sungai. Ketika sudah sampai di pinggir sungai, ia melepaskan
jepitan kepiting itu dari tangannya dan membiarkannya pergi.
Namun
celakanya, sepanjang pagi itu banyak kepiting berjuang melewati sungai. Tanpa pikir
panjang si petapa melakukan hal yang sama dengan kepiting yang lain. Maka tak
sampai satu jam kemudian, darah mulai mengucur dari jari-jari si petapa muda. Selang
beberapa menit kemudian, seorang petapa tua juga melewati sungai tersebut.
Rupa-rupanya
ia mengamat-amati si petapa muda dari jauh. Lalu ia berjalan mendekati petapa muda
itu sambil bertanya, “Hai anak muda, apa yang sedang engkau lakukan?”
“Saya
sedang menolong kepiting-kepiting ini untuk menyebrangi sungai,” jawab si
petapa muda polos.
“Kau
biarkan jarimu berdarah-darah demi itu?” tanya si petapa tua.
“Ya,
bapak. Memangnya ada yang salah dengan berkorban demi menolong yang lain?”
Si
petapa tua mengambil ranting yang cukup kuat di dekat situ. Ia menyodokkan
ranting itu ke dekat kepiting lain yang juga sedang berusaha. Kepiting itu menjepit
ranting itu kuat-kuat, lalu si petapa tua memindahkannya ke darat.
“Lihatlah
anak muda. Masih ada banyak cara menolong orang lain tanpa membuat dirimu sendiri
menderita. Jangan sekali-kali engkau membiarkan yang butuh pertolongan, tetapi belajarlah
untuk menolong dengan cara yang tepat tanpa mengorbankan dirimu sepenuhnya dalam
hal itu.”
Si petapa muda memandang seniornya dengan penuh rasa hormat dan menjawab, “Terima
kasih banyak guru. Saya masih merasa, sering berkorban diri seutuhnya dalam
menolong orang adalah hal yang mulia, tapi alangkah baiknya kalau sayapun juga ikut
berjuang supaya saya tidak dikorbankan bersama penderitaan mereka.”
*****
Sumber Inspirasi: Kisah Penuh Hikmah
0 komentar:
Posting Komentar
"Komentar yang baik akan menunjukkan pribadi yang baik pula."
Terima kasih telah berkunjung dan membaca tulisan ini. Bantu SHARE yaa jika berkenan. Silahkan centang beri tahu saya untuk berinteraksi lebih lanjut di kolom komentar.
Salam hangat,
Leemindo.com